Sunday, December 22, 2013

(Makalah) Ragam Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN
1.        Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
2.    Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Pengertian ragam bahasa
2.      Macam-macam ragam bahasa.
3.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
4.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
5.      Situasi ragam bahasa dalam berbagai macam keadaan
6.      Faktor yang menyebabkan ragam bahasa
3.    Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.     Pengertian ragam bahasa
Ragam Bahasa  adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
2.     Macam-macam ragam bahasa
a.    Ragam bahasa berdasarkan media atau sarana
1)      Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan,  ekspresi wajah, intonasi, dan gerakan tangan yang bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat seseorang berpidato, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dalam percakapan antar teman, dan lainnya. meliputi :
2)      Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang  dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.

Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa tulis
Ciri-ciri
a. Memerlukan kehadiran   orang lain
b.   b. Terikat ruang dan waktu
c.   c. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
a.   a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain
b.   b.Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
c.   c. Tidak terikat ruang dan waktu
d.   d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
Kelebihan
a.   a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b.   b. Faktor efisiensi
c.   c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.   d.  Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
a.   a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan
b.   b.Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat
c.   c. Sebagai sarana memperkaya kosakata
d.   d.Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca
kekurangan
a.   a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b.   b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat
c.   c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
d.   d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal
a.   a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
b.   b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
c.    c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar
Contoh ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis
No
Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa tulis
1.
Ayah pesen,kalo aku gak boleh bandel
Ayah berpesan kepadaku,jika aku tidak boleh nakal
2.
Saya tinggal di Bogor
Saya bertempat tinggal di Bogor
3.
Ibu lagi masak
Ibu sedang memasak
b.         Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a)   Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Madura, dan Papua. Masing-masing memiliki ciri khas /logat yang berbeda-beda.
b)   Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan, berbeda dengan kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan  pitamin, pideo, pilm, pakultas.
c)    Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicaranya. Sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Contohnya, pada saat kita berbicara dengan seseorang yang memiliki kedudukan atau jabatan yang tinggi dan saat berbicara dengan seorang teman akrab. Pasti tentunya akan sangat berbeda.  Semakin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
3.  Situasi ragam bahasa dalam berbagai keadaan
1.      Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi
2.      Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3.      Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.      Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.      Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
6.      Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.      Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
8.      Ragam bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
9.      Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
10.  Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
4.  Faktor-faktor yang menyebabkan ragam bahasa
1)      Faktor Usia Terlihat perbedaan cara bicara dari anak-anak kecil, para remaja, dan orang tua. Pada anak-anak masih terdapat tata bahasa yang kurang tersusun dengan rapih, dan masih sangat sederhana. Pada remaja umumnya menggunakan bahasa gaul. Sedangkan pada orang tua/dewasa tata bahasanya sudah lebih rapih dan lebih sopan meskipun bahasa yang digunakan tidak formal.Atau terlihat juga keragaman tersebut ketika seseorang berbicara dengan orang yang usianya lebih tua, akan lebih sopan dibandingkan berbicara dengan teman sebaya.
2)      Faktor Gender Contohnya, ketika bapak-bapak berkumpul dan mulai berbincang-bincang diperbandingkan dengan ketika ibu-ibu yang berkumpul sangat terlihat jelas perbedaannya Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa perbedaan gender (pria/wanita) dapat mempengaruhi perbedaan pada fonologis, gramatikal, dan sintaksis/morfologis bahasa.
3)      Faktor Tingkat Pendidikan misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD akan berbeda ragam bahasanya dengan orang yang mengenyam pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh perbedaan pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.
4)      Faktor Profesi/Jabatan Ilustrasinya, perbedaan cara bicara OB dengan Manajer
5)      Faktor Budaya Daerah Bahasa lahir dari budaya. Budaya masing-masing daerah yang berbeda melahirkan bahasa daerah dengan logatnya masing-masing. Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sama, tetap terdapat perbedaan dialek di antara mereka. Ilustrasinya telah saya berikan di awal pembahasan, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang menggunakan bahasa Indonesia.
6)      Faktor Bidang yang Ditekuni Misalnya, orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan istilah-istilah kimia, namun orang awam belum tentu mengerti dengan istilah tersebut.
7)      Faktor Lingkungan Sosial Di awal pembahasan saya juga telah memberikan ilustrasinya, yaitu Arif yang berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia berbicara dengan teman lamanya, tergantung kepada siapa lawan bicaranya.
BAB III
PENUTUP
1.    Kesimpulan
Jadi bisa kita simpulkan bahwa ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa, yaitu perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang.
1.       Perbedaan penutur
Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antarindividu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut dialek.
2.       Perbedaan media
Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang digunakan, sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.
3.       Perbedaan situasi
Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.
4.       Perbedaan bidang
Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.
2.    Saran
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, lalu mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari,supaya bahasa kita tidak punah tergerus arus globalisasi.

Karya Ilmiah Pengaruh Deterjen (Limbah Rumah Tangga) Terhadap lingkungan

KATA PENGANTAR

 Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis berhasil menyelesaikan Karya Ilmiah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGARUH LIMBAH DETERJEN SURF TERHADAP LINGKUNGAN” . terimakasih kepada ibu guru mata diklat IPA kami yang telah membimbing kami hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. semoga tugas ini berguna bagi semua pihak.Amin…
                                                                                  15 November  2013
                                                                                 penulis



DAFTAR ISI
Lembar Judul ………………………………………………………………………………..1
Kata Pengantar………………………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………..…4
Bab II Kajian Teori……………………………………………………………………...…..5
Bab III Metode Penelitian…………………………………………………………………...6
Bab IV Pembahasan…………………………………………………………………...……7
Bab V penutup ……………………………………………………………………………..8
Daftar Pustaka…………………………..………………………………………………..…9


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
kegiatan ekonomi yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terutama pada lingkungan rumah tangga. Sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah organisme, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, organis dll.) maupun cairan (air cucian, minyak rgani bekas, dll.).
  1. Rumusan masalah
  • Bagaimanakah dampak dari limbah deterjen terhadap organisme air?
  • Apakah dampak jangka panjang dari limbah deterjen  bagi lingkungan?
  1. Tujuan penelitian
1.      Mengetahui bagaimana pengaruh larutan detergen terhadap fisik kecebong.
2.      Sebagai wahana melatatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
3.      Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan siswa sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil  (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studynya.
4.      Melatih keterampilan dasar untuk penelitian.
  1. Manfaat penelitian
  2. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca efektif
  3. Melatih untuk menggabungkan bacaan dari berbagai sumber
  4. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
  5. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
  6. Memperoleh kepuasan intelektual.
  1. Hipotesis
  • Dampak limbah deterjen bagi organisme air sangat buruk, dimana jika terlalu banyak limbah deterjen yang tercampur dalam air organisme-organisme air yang hidup dalam air itu bisa mati.
  • Dampak jangka panjangnya adalah berkurangnya organisme air dlam lingkungan.

BAB II
KAJIAN TEORI
  1. Pengertian Detergent
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.
Rantai hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin adalah rantai hidrokarbon yang lurus atau rantai hidrokarbon yang bercabang.
Detergen sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga. Detergen digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan kegunaannya, biasanya pabrik menambahkan Natrium Perborat, pewangi, pelembut, Naturium Silikat, penstabil, Enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen dibuang ke dalam air, tercemarlah air dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut, dan kehidupan air lainnya mati.Selain itu limbah Detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati. Padahal cacing bisa menguraikan limbah organik, non organik & menyuburkan tanah.
Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergen merupakan molekul berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul.
Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak.
Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa.
Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergen yang umum digunakan adalah alkil benzenasulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan basa melengkapi proses ini.
Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergen ini mengakibatkan masalah polusi berat pada tahun 1950-an, yauti berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang. Detergen jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak berakumulasi dilingkungaN


BAB III
METODE PENELITIAN
  1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada:
Tanggal: 12 NOVEMBER 2013
Tempat: LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH
Waktu: 13.00 – 14.00
  1. Alat
    1. 3 buah gelas plastic transparan
    2. Stopwatch
    3. 2 buah sendok makan
    4. Lap/tisu
    5. Kertas/buku dan pulpen
    6. Bahan
      1.  9 ekor kecebong
      2. 3 gelas air
      3. 3 sendok makan deterjen
      4. Objek pengamatan
        1. Kondisi kecebong sebelum tercemar
        2. Kondisi kecebong sesudah tercemar


BAB IV
PEMBAHASAN


  1. Hasil penelitian:

NO
Bannyaknya deterjen yang digunakan
Waktu pengamatan
Kondisi kecebong
Sebelum tercampur
Setelah terampur
1
Tidak ada
40 Detik
Hidup
-
2
1 sendok makan
40 Detik
Hidup
Mati
3
2 sendok makan
11 Detik
Hidup
Mati
  1. Pembahasan
Dari table dapat di ketahui:
  1. Air yang tidak terampur deterjen , kecebong yang berada didalamnya tetap hidup.
  2. Air yang tercampur deterjen 1 sendok, kecebong yang berada didalamnya, mampu bertahan hidup selama 40 detik.
  3. Air yang tercampur deterjen 2 sendok, kecebong yang berada didalamnya hanya mampu bertahan hidup 11 detik saja.
  4. Kecebong-kecebong yang berada didalam air yang telah tercemar, tidak mampu bertahan hidup. Begitu berbahayanya air yang tercemar tersebut bagi organisme air.
Jadi air yang tercemar oleh limbah rumah tangga terutama deterjen dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadpa lingkungan.



BAB V
PENUTUP

  1. Kesimpulan
  • Jadi dapat penulis simpulkan bahwa larutaan detergent sangat berpengaruh sekali terhadap kondisi fisik organism air yang dapat menyebabkan kecebong tersebut melemah bahkan hingga mati.
  1. Saran
    1. Manusia hendaknya selalu memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk generasi yang akan dating
    2. tindakan-tindakan pencemaran yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan harus dihindarkan
    3. perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga masalah-masalah lingkungan dapat ditanggulangi lebih baik lagi.
      Ada kerja sama yang baik dari semua pihak dalam rangkar
    4. Ada kerja sama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan kelestarian dan mencagah terjadinya kerusakan terhadap lingkungan.